Selasa, 31 Juli 2012

Dua Puluh Empat

Disaat gelap datang menemaniku
Aku hampir saja menyerah
Lalu ku pejamkan mata ini
Berharap sebuah keajaiban

Dan saat ku buka mata
Yang ku lihat hanya sebuah cahaya

Ternyata keajaiban itu benar adanya
Tuhan telah mengirim salah satu malaikatnya untukku
Dan itu, kamu

Senyuman yang selalu mewarnai siang ku
Tawa yang selalu terdengar merdu dalam kebisingan
Wajah yang selalu menyejukkan kalbu
Tak pernah kutemukan lagi di tempat lain

Saat hujan menghempas butir butir tanah di bumi
Saat itu pula aku berharap ingatan tentangmu akan abadi
Aku rela mati
Asal terus dibiarkan menyimpan kenangan tentangmu

Apabila suatu hari nanti, takdir mempersatukan kita
Aku bersumpah akan terus menjagamu sampai hembusan nafas terakhirku
Namun, apabila takdir tidak memberiku kesempatan
Aku bersumpah ingatan tentang kamu akan abadi dan utuh sampai jantungku berhenti berdetak


Akankah takdir yang telah mempertemukan kita, justru tak membiarkan kita bersama?

Kamulah satu-satunya penantian abadi ku

It's always been you

Tidak ada komentar:

Posting Komentar